Tuesday, June 17, 2014

Sejarah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Dunia

Seperti kita ketahui, ilmu kedokteran merupakan ilmu yang senantiasa berkembang sejalan dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri. Ilmu kedokteran berkembang dalam berbagai cara dan dalam berbagai budaya yang berbeda di setiap daerah. Begitu pula dengan konsep Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (KFR) juga sudah dikenal dan dipraktekkan sejak jaman dahulu, namun baru berkembang menjadi sebuah profesi dan spesialisasi pada abad ke-20.1

Konsep KFR sebenarnya sudah mulai diterapkan sejak jaman Babilonia yaitu pada abad ke-10 sebelum Masehi, para tabib di Babilonia sudah mulai mengenal terapi menggunakan modalitas panas dan dingin untuk mengobati penyakit2, selain itu di Yunani dan Romawi kuno sekitar abad ke-5 sebelum masehi juga memanfaatkan air dan uap air sebagai spa dalam ilmu kedokteran mereka. Di Asia sendiri ditemukan sebuah catatan kuno berusia 2500 tahun sebelum masehi di dataran Cina yang memuat informasi tentang olah raga sebagai alat promosi kesehatan atau rehabilitasi.3 Sementara di benua Afrika terdapat penemuan jari kaki palsu pada mumi di Mesir yang menunjukkan adanya upaya rehabilitasi sebagai bekal di kehidupan selanjutnya.4

Kembali ke masa modern, Paris, dalam bukunya yang berjudul A History of Manipulative Therapy Through the Ages and up to the Current Controversy in the United States menulis; secara formal layanan terapi fisik dan rehabilitasi dimulai di Inggris pada tahun 1899 dan di Amerika Serikat pada tahun 1921.5 Hal itu terkait dengan peristiwa Perang Dunia 1, dimana jumlah tentara muda yang menjadi cacat akibat perang mengalami peningkatan, kondisi tersebut menimbulkan masalah medis ,sosial dan ekonomi akibat disabilitas.





Para ahli Orthopedi merupakan komunitas dokter yang mula-mula mengenali adanya kebutuhan baru dalam penatalaksanaan kondisi kecacatan, mulai dari fraktur, dislokasi sampai artritis dan paralisis. Setelah masa Perang Dunia 1, para dokter Orthopedi Amerika Serikat mengevaluasi pekerjaan mereka semasa perang yang meliputi rehabilitasi dan tindakan bedah. Mereka ingin berperan lebih jauh daripada sekedar tindakan bedah dan terlibat dalam kesehatan secara umum, penyuluhan dan rehabilitasi vokasional.6

Di dunia Internasional, IKFR diakui sebagai sebuah spesialisasi kedokteran baru diakui pada tahun 1937 yang dikenal dengan Department of Physical Medicine yang kemudian diikuti dengan didirikannya American Board of Physical Medicine and Rehabilitaion (ABPMR) pada tahun 1947. Dr. Frank H. Krusen memperkenalkan istilah Fisiatri(Physiatrists) pada tahun 1938, hal ini untuk memedakan dengan tenaga teknis terapis fisik.

Sekarang KFR telah diakui dunia Kedokteran sebagai displin ilmu yang penting dan integral dalam penatalaksanaan penyakit kronik dan disabilitas.




Kepustakaan
1.      1. Kousolis AA, Marineli F. Academic Departments: The history and future of physical medicine        and rehabilitation. PMR 2012;4:157-8.
2.      2  Routh HB, Bhomwmik KR, Parish LC Witkowski JA. Balneology, mineral water, and spas in         historical perspective. Clin Dermatol 1996;w14:551-4.
3.      3. Risse GB. The history of therapeutics. In: Bynum WF, Nutton V, eds. Essays in the History of      Therapeutics. Atlanta: Rodopi; 1991. Pp3-11 .
4.       4. Nerlich AG, Zink A, Szeimies U, Hagedorn HG. Ancient Egyptian prosthesis of the big toe.             Lancet 2000;356:2176-9.
5.       5. Paris SV. A History of Manipulative Therapy Through the Ages and up to the Current                   Controversy in the United States. J Man Manipulative Ther 2000;8:66-77.
6.       6. Wahyuni LK, Tulaar ABM. White book ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.                                Jakarta:PERDOSRI; 2012. Pp2.
  7. Krusen FH. The scope and future of physical medicine and rehabilitation. JAMA 1950:144:727-       30.

Saturday, June 14, 2014

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Benarlah pepatah yang menjadi judul tulisan pertama saya, dewasa ini masyarakat Indonesia belum banyak yang mengenal keberadaan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Hal ini terbukti ketika kesekian kali saya menjawab pertanyaan orang-orang terdekat saya yang bertanya: "mau ambil spesialis apa?" , raut wajah aneh disertai krenyitan dahi selalu menyertai pertanyaan kedua "Itu spesialis apa yah?"... saya selalu menghela napas ketika menjumpai peristiwa tersebut..

Sebagai dokter yang sangat tertarik dengan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (selanjutnya disingkat IKFR ya), saya sedih juga mendengar disiplin ilmu yang menjadi "idola" saya, tidak dikenal orang. Memang IKFR kalo boleh saya umpamakan, bukan merupakan empat jendral utama  dalam satuan tempur dalam dunia kesehatan, namun IKFR memiliki peran yang tidak kalah penting loh!! Kalau Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Ilmu Kesehatan Anak, dan Ilmu Bedah merupakan empat spesialisasi medis dasar, maka menurut Permenkes Nomor 340 tahun 2010, IKFR merupakan salah satu dari EMPAT SPESIALISASI PENUNJANG MEDIS DASAR bersama dengan Anastesi, Patologi Klnik dan Radiologi yang HARUS dimiliki oleh rumah sakit Tipe B.

 Menurut ibu menkes, kalau Rumah Sakit Tipe C mau naik kelas ke tipe B harus punya spesialis IKFR, dengan kata lain IKFR lebih utama (bukan lebih penting lo ya) dari beberapa spesialisasi lain seperti THT-KL, Kulit Kelamin, jantung dan pembuluh darah,Orthopedi, Syaraf, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan lain sebagainya , yang justru lebih dikenal oleh masyarakat. 

Jadi sedikit banyak sekarang sudah tahu ya betapa pentingnya IKFR dalam dunia kesehatan, selanjutnya pasti masik banyak yang belum paham tentang sejauh mana peran dan ruang lingkup IKFR dalam dunia kesehatan dan bagaimana latar belakang sejarah IKFR, saya akan menulis lebih lanjut pada tulisan berikutnya.. 

Tetap Semangat dan Sehat untuk orang-orang yang kita cintai