Benarlah pepatah yang menjadi judul tulisan pertama saya, dewasa ini masyarakat Indonesia belum banyak yang mengenal keberadaan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Hal ini terbukti ketika kesekian kali saya menjawab pertanyaan orang-orang terdekat saya yang bertanya: "mau ambil spesialis apa?" , raut wajah aneh disertai krenyitan dahi selalu menyertai pertanyaan kedua "Itu spesialis apa yah?"... saya selalu menghela napas ketika menjumpai peristiwa tersebut..
Sebagai dokter yang sangat tertarik dengan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (selanjutnya disingkat IKFR ya), saya sedih juga mendengar disiplin ilmu yang menjadi "idola" saya, tidak dikenal orang. Memang IKFR kalo boleh saya umpamakan, bukan merupakan empat jendral utama dalam satuan tempur dalam dunia kesehatan, namun IKFR memiliki peran yang tidak kalah penting loh!! Kalau Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Ilmu Kesehatan Anak, dan Ilmu Bedah merupakan empat spesialisasi medis dasar, maka menurut Permenkes Nomor 340 tahun 2010, IKFR merupakan salah satu dari EMPAT SPESIALISASI PENUNJANG MEDIS DASAR bersama dengan Anastesi, Patologi Klnik dan Radiologi yang HARUS dimiliki oleh rumah sakit Tipe B.
Menurut ibu menkes, kalau Rumah Sakit Tipe C mau naik kelas ke tipe B harus punya spesialis IKFR, dengan kata lain IKFR lebih utama (bukan lebih penting lo ya) dari beberapa spesialisasi lain seperti THT-KL, Kulit Kelamin, jantung dan pembuluh darah,Orthopedi, Syaraf, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan lain sebagainya , yang justru lebih dikenal oleh masyarakat.
Jadi sedikit banyak sekarang sudah tahu ya betapa pentingnya IKFR dalam dunia kesehatan, selanjutnya pasti masik banyak yang belum paham tentang sejauh mana peran dan ruang lingkup IKFR dalam dunia kesehatan dan bagaimana latar belakang sejarah IKFR, saya akan menulis lebih lanjut pada tulisan berikutnya..
Tetap Semangat dan Sehat untuk orang-orang yang kita cintai
No comments:
Post a Comment