Low Back Pain (LBP) atau nyeri
punggung bawah , hmmmm pernahkah kita mengalaminya? Atau mungkin orang terdekat
kita saat ini mengeluh nyeri punggung? Apa sih penyebabnya? Dan bagaimana
solusinya? Banyak lowh pasien yang menanyakan hal-hal tersebut.
LPB didefinisikan sebagai nyeri
lokasinya dintara magin costa dan lipatan gluteal. Nyeri ini dapat menetap atau
hilang timbul secara periodik dan biasany dipicu oleh aktifitas seperti
membungkuk atau mengangkat beban berat. Pada sebagian besar kasus LBP memang
dapat sembuh spontan, namun pada kasus-kasus tertentu memerlukan pendekatan
ekstra bahkan pembedahan. LBP yang sudah lebih dari 3 bulan akan didiagnosa
sebagai Chronic Low Back Pain dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Nyeri
yang timbul dapat mengganggu aktifitas sehari-hari bahkan sebagian kecil kasus dapat
menyebabkan disabilitas berat.
Sekitar 84% populasi pernah
mengeluh nyeri pada punggung selama hidupnya, dan memang merupakan keluhan
muskuloskeletal yang paling banyak dialami pasien. Onset LBP biasanya pada
sekitar usia 40 tahun.
LBP sebenarnya merupakan sebuah
gejala klinis yang memiliki berbagai macam penyebab. Penyebab dari LBP kerap
kali sulit untuk diketahui, 85% pasien dengan LBP tidak ditemukan penyebabnya.
Namun paling sering yang menimbulkan LBP diantaranya:
·
Muscle spasm
·
Muscle strain
·
Trauma
·
Discogenic pain (paling sering pada orang tua)
·
Z-Joint disease
·
Sacroiliac joint pain
·
Gangguan tulang belakang (spondylolysis,
spondylolisthesis)(biasanya pada pasien <30 tahun)
Gejala yang timbul
antara lain :
- nyeri punggung bagian bawah ,kambuh-kambuhan, dapat berlangsung akut (kurang dari 3 bulan) maupun kronis (lebih dari 3 bulan)
- Terkadang nyeri juga dirasakan di bokong dan paha hingga tungkai (merupakan lokasi nyeri alih LBP karena area bokong dan vertebra lombosacral sama-sama dipersarafi oleh saraf spinalis L4-S1)
- Penting untung menggali sifat nyeri, nyeri alih biasanya bersifat tumpul, dalam, pegal dan sulit untuk dilokalisir. Adakah nyeri yang sifatnya radikuler seperti tajam, seperti tersengat listrik dan sebagainya.
- Biasanya nyeri dirasakan saat mengangkat beban dan membungkuk
- Nyeri biasanya membaik apabila berbaring pada papan atau bidang yang datar
Gejala tersebut biasanya digali dari pasien dengan
melakukan anamnesis (wawancara medis). Selain untuk menentukan diagnosis, salah
satu tujuan utama dokter melakukan anamnesis adalah untuk menemukan “red flag”
yang mengarah pada penyebab LBP yang lebih kompleks seperti keganasan, infeksi,
myelopathy, cauda equina syndrome dan sebagainya. Hal tersebut sangat penting mengingat 85%
kasus sulit ditentukan penyebabnya (biasanya dianggap hanya muscle spasm atau
muscle strain) dan sembuh spontan, karena itu ada kemungkinan dokter kurang
teliti dan sering terlewat.
RED FLAG:
Selain Red Flag
dalam IKFR ,anamnesis juga perlu menggali faktor-faktor psikologis yang penting
untuk menentukan prognosis, yang disebut dengan “Yellow Flag”.
YELLOW FLAG:
Faktor-faktor pskilologis seperti ketidakpuasan dalam
melakukan pekerjaan, pemikiran negatif tentang penyakitnya, depresi, sering
terdapat pada pasien-pasien yang mengalami disabilitas karena LBP.
Kondisi-kondisi tersebut disebut dengan”yellow Flag” karena apabila ditemukan,
dokter harus waspada dan sebaiknya melakukan pemeriksaan psikologis lebih
lanjut agar LBP tidak berkembang menjadi disabilitas.
Pemeriksaan Fisik yang dapat dilakukan antara lain:
1.
Inspeksi: Kulit, masa otot, struktur tulang,
postur apakah ada tanda-tanda asimetris (kifosis , skoliosis) ,serta apakah ada
gaya berjalan yang abnormal
2.
Palpasi: dilakukan dalam posisi pasien berdiri
atau tengkurap dengan bagian perut diberi bantal untuk sedikit memfleksikan tulang
belakang. Evaluasi apakah ada tanda-tanda pembekakan atau titik nyeri atau
adalah tanda fraktur kompresi
3.
Evaluasi Lingkup Gerak Sendi (LGS): pada
Vertebra(fleksi,ekstensi,rotasi dan side
bending), ekstrimitas inferior (hamstring dan quadriceps yang kaku atau
adanya iliotibial band berbuhungan erat dengan LBP), dan hip joint. Evaluasi
juga nyeri yang muncul saat pemeriksaan.
4.
Pemeriksaan neurologis: Manual Muscle Test pada
myotom L1-S1, pinprick test dan sentuhan pada dermatom L1-S1, cek reflek
patela, hamstring dan achilles, test Femoral Nerve Arch (FNA), tes Straight Leg
Raise (SLR), dan cek juga keseimbangan dan koordinasi untuk melihat adakah
keterlibatan sistem saraf pusat.
Pada pemeriksaan LGS vertebra spinalis, nyeri yang muncul
saat pasien membungkuk ke depan biasanya disebabkan penyakit diskogenik,
sedangkan nyeri yang muncul ketika membungkuk ke belakang sering diakibatkan
oleh Z-joint disease,spinal stenosis atau spondylolisthesis.
Melalui wawancara dan pemeriksaan fisik, seorang dokter
harus mampu menyimpulkan setiap temuan yang diperoleh dan menentukan diagnosis
sementara dengan beberapa diagnosis diferensial. Pada tahap ini dokter harus
mengkomunikasikan arah diagnosis dan kelompok diferensial diagnosis tersebut
dan rencana pemeriksaan penunjang selanjutnya apa bila dipandang perlu
dilakukan.
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tujuan memastikan diagnosis
sementara dan atau menyingkirkan kemungkinan diferensial diagnosis lain.sehingga
didapatkan suatu diagnosis pasti. Pemeriksaan Penunjang yang biasanya dilakukan
antara lain:
1.
Plain radiografi
2.
MRI
3.
CT Scan
4.
Myelografi
5.
Scintigrafi
6.
Electromyografi (EMG)
Dokter akan menyarankan pemeriksaan diatas dengan
memberhatikan indikasi dan kontra indikasi yang spesifik pada setiap pasien, karena
itu tidak semua kasus LBP harus dilakukan Pemeriksaan penunjang.
Pada prinsipnya diagnosis pasti diperlukan untuk menentukan
jenis terapi, artinya setelah penyebab ditemukan maka LBP akan dapat diatasi
dengan langkah yang tepat. Serta diharapkan melalui wawancara dan pemeriksaan
fisik yang cermat seorang dokter dapat menemukan red flag dan yellow flag
sehingga kasus LBP yang memerlukan perhatian khusus tidak terlewat.
Sekian tulisan LBP ini, saya akan menulis Terapi LBP pada
posting berikut
Terimakasih,
Tetap semangat, tetap sehat untuk orang yang kita cintai.
No comments:
Post a Comment